Rabu, 14 November 2012

AVES


AVES
  1. DEVINISI AVES
Burung adalah hewan yang aktif pada siang hari. Ukuran tubuh burung bervariasi dari yang terbesar sampai yang terkecil. Burung terbesar ada di afrika.
B.     Ciri-Ciri
  1. Tubuh ditutupi oleh bulu yang merupakan modifikasi sisik epidermis
  2. Ekstrimisasi anterior sudah mengalami modifikasi yang digunakan sebagai sayap untuk terbang.
  3. Ekor dilengkapi dengan bulu
  4. Mata dibagian lateral dan dilengkapi kelopak
  5. Disamping mata ada lubang telinga yang ditutupi oleh bulu.
  6. Bagian mulut mempunyai paruh yang dibentuk dari zat tanduk, tidak bergigi.
  7. Jantung terdiri atas empat ruang
  8. Tubuhnya ditututpi oleh kulit yang kuning tidak berkelenjar kecuali pada bagian ekor.
  1.  Morfologi
  1. Bagian kepala
Terdapat paruh dari zat tanduk, lubang hidung dan tonjolan kulit yang lemah (cera). Alat penglihatan dikelilingi oleh kulit yang berbulu dan irisnya berwarna merah. Membran nictitan terdapat pada sudut medial mata. Lubang telinga luar (porus acusticus externus) ditutupi oleh bulu-bulu halus.
  1. Bagian badan
Seluruh badan ditutupi bulu, badan terdapat sayap yang berfungsi untuk terbang dan kaki untuk berjalan. Dibagian ekor (uropygoium) berpangkal bulu-bulu ekor. Di daerah ini ada papilla yang mempunyai lubang sebagai muara kelenjar minyak (glandula uropygialis). Fungsinya untuk mengeluarkan minyak guna meminyaki bulu-bulu tubuh
Struktur Bulu
Susunan anatomi bulu dapat dibedakan atas 3 macam
 a) plumae (contour feathers),
b) plumulae (down feathers)
c) filoplumae (hair feathers).
Susunan plumae terdiri dari :
a)      Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.
b)      Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.
c)      Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di dalamnya. Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.
d)      Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari rachis.





99
 






Gambar . Struktur Bulu Burung
Ada beberapa tahap pergantian bulu yang diketahui, yaitu :
a)      Molting post natal, lepasnya bulu pertama pada burung yang baru menetas. Kejadian ini hanya sekali selama hidupnya.
b)      Molting post juvenile, pergantian bulu pada masa burung sudah mengalami pertumbuhan maximum, kejadian ini juga hanya sekali selama hidupnya.
c)      Molting post nuptial, pergantian bulu yang terjadi pada waktu burung mendekati masa breding dan akan terjadi setiap tahun.
Berdasarkan letaknya maka bulu dapat lagi dibagi sebagai berikut :
a)      Remiges, merupakan bulu yang tumbuh pada sayap dan mempunyai vexillum yang asymetris. Fungsinya untuk terbang.
b)      Rectrices, bulu yang tumbuh didaerah ekor dan berfungsi sebagai kemudi.
c)      Tectrices, bulu yang menutupi badan.
d)      Paraptenum, bulu-bulu yang tumbuh didaerah bahu (antara badan dan sayap).
e)      Alula sive ala spuria, merupakan bulu-bulu kecil yang melekat pada jari ke dua.
Warna bulu burung disebabkan oleh kombinasi butir-butir pigmen yang ada pada rachis, calamus dan vexillum:
a)      Pigmen melanin (zat pigmen yang larut dalam zat asam). Pigmen ini mempunyai warna eumelanin, penyebab dari tidak berwarna menjadi cokelat dan phycomelanin yang menyebabkan dari tidak berwarna menjadi merah.
b)      Pigmen Carotenoid, yang merupakan pigmen yang larut dalam pelarut minyak. Pigmen ini penyebab warna merah dan warna kuning. Beberapa burung di daerah tropis ada yang mempunyai warna hijau dan merah tua. Hal ini disebabkan oleh butir pigmen turacaverdin dan turidin.
Berdasarkan tahapan perkembangan dan warna bulu maka burung dapat dikelompokkan menjadi 6 golongan yaitu :
a)      Nestling : kelompok burung burung muda yang belum bisa meninggalkan sarang.
b)      fledging : burung muda yang secara fisik sudah mampu meninggalkan sarang tetapi masih dalam asuhan induk.
c)      Juvenile : burung muda yang sudah mampu terbang, bisa mencari makan sendiri tetapi belum mengalami masa molting post juvenile secara lengkap.
d)      Immature : burung yang sudah mengalami molting post juvenile secara lengkap tetapi bulu burung dewasanya belum lengkap.
e)      Young : burung yang umurnya kurang dari 1 tahun.
f)       Nature : burung yang sudah mengalami molting nuptial secara lengkap.
Fungsi bulu tubuh yaitu :
a)      Untuk memelihara panas badan
b)      Untuk terbang
c)      Sebagai alat pelindung kulit dari perubahan yang datang dari luar.
d)      Sebagai alat kamuflase.
a.      Type Paruh
Paruh terbentuk dari zat tanduk. Proses penandukannya tumbuh menutupi secara teratur menggantikan bagian yang hilang karena dipakai. Fungsi paruh antara lain sebagai mulut, sebagai tangan untuk memperoleh atau memegang makanan, untuk menelisik bulu agar rapih, dapat sebagai alat pertahanan.
Bentuk paruh selalu menunjukkan kebiasaan makan dari setiap jenis burung. Berdasarkan itu maka paruh burng ada beberapa type, antara lain :
a)      Probing, paruh yang berbentuk silinder berguna untuk menyelidik celah/sarang serangga kemudian menagkapnya. Contohnya : Common Snipe (Gallinago gallinago), pada burung pelatuk (Chrysocolaptes validus) paruh yang silinder ini agak gemuk dan kuat.
b)      Insect-Catching (penangkap serangga), paruh yang bentuknya jika dilihat dari atas melebar tapi kecil. Paruh ini berfungsi untuk menangkap serangga terbang. Contoh : burung layang-layang.
c)      Seed-cracking (pemakan/pemecah biji) yaitu paruh yang berbentuk kerucut dan kuat. Contohnya : Burung-Burung yang bersifat graminivora, gebondol, gereja (Passer domesticus).
d)      Tearing (perobek), paruh yang bagian ujungnya tajam dan bagian atasnya lebih panjang serta melengkung ke bawah. Biasanya bersifat carnivora. Contoh : elang (Haliastus indus).
e)      Sieving (penyaring), paruh yang bentuknya melebar dan pipih dengan bagian tepinya terdapat gigi seperti sisir untuk menyaring makanan dari dasar air contoh : bebek, belibis (Dendrocygna javanica).
f)       Spearing (penombak), paruh yang berbentuk panjang seperti tombak, contoh : bittern (yellow bittern = Ixbrychus sinensis ).
g)      Penghisap madu, paruh yang panjang dan melengkung yang berguna untuk menghisap madu pada bunga contoh : Antrapsis malacensis.
h)      Paruh menyilang, paruh dimana bagian atas dan bagian bawah saling menyilang






Gambar . Bentuk Paruh Burung
b.      Type Kaki
Type kaki burung disesuaikan dengan kebiasaan hidup dan keadaan habitat dari burung tersebut anatara lain :
a)      Wading (type kaki burung-burung rawa), kaki yang panjang, mempunyai digiti yang panjang pula berguna untuk keseimbangan sewaktu di air. Contoh: sandpiper.
b)      Swimming (type kaki perenang), kaki diantara digitinya mempunyai selaput renang atau pada digiti ada pelebaran. Jika dilihat digiti yang berselaput maka ada 2 macam, yaitu : a. Primata (3 berselaput, 1 lepas), b. Totipalmata (4 berselaput semua). Contoh yang berselaput ini misalnya pada bebek.
c)      Sedangkan pada jenis burung lain ada yang digitinya tidak berselaput tetapi ada pelebaran (lobate), contohnya: coot (Fulica atra), kebiasaan burung ini menyelam dan berenang.
d)      Perching (type kaki penghinggap), semua digiti terletak pada satu bidang datar dan bisa memegang ranting ketika akan mengambil makanan. Digiti biasanya berbentuk silindris. Contohnya finch (jenis-jenis gelatik).
e)      Grasping (type kaki pemegang), kaki yang digiti depan bagian luar dapat diputar ke belakang sewaktu mencengkram/memegang. Type kaki ini biasanya terdapat pada burung-burung pemangsa (raptorial), misalnya osprey dan hawk.
f)       Climbing (type pemanjat), dua digiti menghadap ke depan dan dua lagi menghadap ke belakang, contoh : burung pelatuk.
g)      Type pengais, tiga digiti pada satu bidang datar sedang digiti yang satu lagi ke belakang letaknya agak ke atas. Contohnya ayam.
h)      Running (type kaki pelari, pejalan cepat), Contohnya : burung unta.



 




Gambar . Bentuk Kaki Burung
c.       Type Ekor
Ada beberapa type ekor burung yang telah diketahui yaitu :
a)      Square (persegi)
b)      Notched (berlekuk)
c)      Forked (seperti garpu)
d)      Elongated outer feathers (bulu bagian luar memanjang)
e)      With rackets (bulu bagian luar dengan raket)
f)       Elongated central feathers (bulu bagian tengah memanjang)
g)      Rounded (bulat)
h)      Wedge shaped (berbentuk baji)
i)        Graduated (terbagi dalam beberapa tingkat)
j)        Pointed (meruncing)

D. Sistem Anatomi dan Fisiologi
a.    Sistem Pernafasan (Respirasi) Pada Aves
Pada burung, aliran udara cuma satu arah. Udara baru datang pada ujung yang satu, dan udara yang telah digunakan keluar melalui lubang lainnya. Hal ini memberikan persediaan oksigen yang terus-menerus bagi burung, yang memenuhi kebutuhannya akan tingkat energi yang tinggi.
Bronkhus (cabang batang tenggorokan yang menuju paru-paru) utama terbelah menjadi tabung-tabung yang sangat kecil yang tersebar pada jaringan paru-paru. Bagian yang disebut parabronkhus ini akhirnya bergabung kembali, membentuk sebuah sistem peredaran sesungguhnya sehingga udara mengalir dalam satu arah melalui paru-paru. Meskipun kantung-kantung udara juga terbentuk pada kelompok reptil tertentu, bentuk paru-paru burung dan keseluruhan fungsi sistem pernapasannya sangat berbeda
Aves bernafas dengan paru-paru yang berhubungan dengan kantong udara (sakus pneumatikus) yang menyebar sampai ke leher, perut dan sayap.
Letak kantong udara yakni pada :
1.Pangkal leher (servikal)
2.Ruang dada bagian depan (toraks anterior)
3.Antar tulang selangka (korakoid)
4.Ruang dada bagian belakang (toraks posterior)
5.Rongga perut (saccus abdominalis)
6.Ketiak (saccus axillaris)
Fungsi kantong udara :
1.Membantu pernafasan terutama saat terbang
2.Menyimpan cadangan udara (oksigen)
3.Memperbesar atau memperkecil berat jenis pada saat burung berenang
4.Mencegah hilangnya panas tubuh yang terlalu banyak
a.)Pernafasan burung saat terbang :
Saat terbang pergerakan aktif dari rongga dada tidak dapat dilakukan karena tulang dada dan tulang rusuk merupakan pangkal perlekatan otot yang berfungsi untuk terbang. Saat mengepakan sayap (sayap diangkat ke atas), kantong udara di antara tulang korakoid terjepit sehingga udara kaya oksigen pada bagian itu masuk ke paru-paru.
Inspirasi : udara kaya oksigen masuk ke paru-paru. Otot antara tulang rusuk (interkosta) berkontraksi sehingga tulang rusuk bergerak ke luar dan tulang dada membesar. Akibatnya teklanan udara dada menjadi kecil sehingga udara luar yang kaya oksigen akan masuk. Udara yang masuk sebagian kecil menuju ke paru-paru dan sebagian besar menuju ke kantong udara sebagai cadangan udara.
Ekspirasi : otot interkosta relaksasi sehingga tulang rusuk dan tulang dada ke posisi semula. Akibatnya rongga dada mengecil dan tekanannya menjadi lebih besar dari pada tekanan udara luar. Ini menyebabkan udara dari paru-paru yang kaya karbondioksida ke luar
b). Sistem Pencernaan Pada Aves
Saluran pencernaan pada burung terdiri atas:
1. Paruh: merupakan modifikasi dari gigi,
2. Rongga mulut: terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara rongga mulut dan tanduk,
3. Faring: berupa saluran pendek, esofagus: pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi dengan cepat
5. Intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka.



 







Gambar . Sistem pencernaan Burung
c. Sistem Reproduksi Pada Aves
Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok burung tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka.
1. Sistem Genitalia Jantan.
a. Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian permukannya licin, terletak di sebelah ventral lobus penis bagian paling kranial. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah dibuat dan disimpan spermatozoa.
b.  Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung-burung kecil, duktus deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere.


2. Sistem Genitalia Betina.
a. Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen.
b. Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian; bagian anterior adalah infundibulumyang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre
   Fungsi bagian-bagian telur aves :
a. Titik embrio --> bagian yang akan berkembang menjandi embrio
b. Kuning telur --> cadangan makanan embrio
c. Kalaza --> menjaga goncangan embrio
d. Putih telur --> menjaga embrio dari goncangan
e. Rongga udara --> cadangan oksigen bagi embrio
d. Sistem Peredaran Darah Pada Aves
Alat-alat transportasi pada burung merpati terdiri atas jantung dan pembuluh darah. Jantung terdiri atas empat ruang yaitu serambi kiri, serambi kanan, bilik kiri dan bilik kanan. Darah yang banyak mengandung oksigen yang berasal dari paru-paru tidak bercampur dengan darah yang banyak mengandung karbondioksida yang berasal dari seluruh tubuh. Peredaran darah burung merupakan peredaran darah ganda yang terdiri atas peredaran darah kecil dan peredaran darah besar.
e. Pengaturan Suhu Tubuh Pada Aves
Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekskresi adalah elemen-elemen dari homeostasis. Dalam termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah dingin (cold-blood animals) dan hewan berdarah panas (warm-blood animals). Namun, ahli-ahli Biologi lebih suka menggunakan istilah ektoterm dan endoterm yang berhubungan dengan sumber panas utama tubuh hewan. Ektoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari lingkungan (menyerap panas lingkungan). Suhu tubuh hewan ektoterm cenderung berfluktuasi, tergantung pada suhu lingkungan. Hewan dalam kelompok ini adalah anggota invertebrata, ikan, amphibia, dan reptilia. Sedangkan endoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari hasil metabolisme. Suhu tubuh hewan ini lebih konstan. Endoterm umum dijumpai pada kelompok burung (Aves), dan mamalia.

f. Systema Nervosum/Sistem Saraf
  1. Encephalon
      Mengisi seluruh cavum cranii (tengkorak), terdiri dari:
1. Prosencepalon
    Hemisphaerun cerebri, meluas ke belakang sampai cerebellum.
    Bulbus olfactorius terletak pada ujung muka, sepasang dan kecil.
2.  Mesencephalon (lobus opticus)
     Tertekan ke sebuah lateral, berbentuk agar bundar, terdapat suatu bangunan kecil yang disebut epiphysis.
C. Klasifikasi
1. Anakkelas Archaeornithea
Merupakan nenek moyang burung peralihan dengan reptilia, disebut juga burung seperti kadal ( “ Lizard” bird), kedua rahang burung ini bergig dalam sockets (Alveoli ). Sayapnya berbulu dan ada 3 jari, masing-masing berkuku. Ekornya mempunyai bulu-bulu berpasangan ke arah lateral. Tidak mempunyai pygostyle.
Contoh : Arcaeopteryx
Anak suku dan jenis-jenis dari burung ini sudah punah
1.    Anak Kelas Heornithes
Merupakan burung yang sebenarnya. Metacarpal bergabung dengan jari kedua lebih panjang. Ekor mempunyai 13 vertebrata atau lebih. Selalu dengan pygostyle dan sternum keeled/flat. Burung ini ada sejak zaman Cretaceus sampai sekarang. Anak kelas ini dibagi menjadi 5 super ordo, yaitu :
I. Odontognathes (Burung bergigi dunia baru )
Kedua rahang bergigi. Contoh:Hesperonis, merupakan burungpe renang dan sudah punah.
II. Ichtyornithes
Sayap berkembang, contohnya: Ichthyornis, merupakan burung layang-layang dan sudah punah.
III. Impennes
Tidak mempunyai gigi,terdiri dari ordo:
1. Sphenisciformes
Tidak bergigi dan kurang dapat terbang.Anggota depan (sayap)bersifat “Contoh : Penguin,kakinya berselaput dan hidup diantartika.
IV. Paleognathae
Merupakan burung pejalan,tidakmempunyai gigi, sayap mereduksi, tidak bisa terbang,dan vertebrata ekor selalu bebas.Terdiri dari ordo :
1. Struthioniformes
Bersifat terestrial, tidakbisa terbang dan merupakan hewan omnivora.
Contohnya : Ostrich (di afrika)
2. Rheiformes
Bersifat terestrial dantidak bisa terbang
Contoh : Rhea ( diafrika)
3. Casuariformes
Terestrial dan tidak bisa terbang.
Contohnya : Kasuari dan Emu
4. Aepyornithiformes
Terestrial dan tidak bisa terbang, telurnya sangat besar .
Contohnya: Burung gajah ( Aepyornis ) di madagaskar

5. Dinorthiformes
Terestrial dan tidak bisa terbang.
Contohnya: Dinornis,di new zealand.
6. Aepterygiformes
Terestrial dan tidak bisa terbang.
Contohnya : Kiwi ( Apteryx ) di new Zealand.
7. Tinamiformes
Sayap pendek,membulat dan berkembang untuk terbang. Burung ini terbang sambil berlari. Contohnya: Tinamus dan Rhynchotus ( Amerika Selatan )
V. Heognatathae
Merupakan burung-burung modern, tidak mempunyai gigi dan sayapnya berkembang.

Terdiri dari ordo :
1. Gaviiformes (Loons )
2. Podicioediformes ( Grebes)
3. Procellariformes ( Albatrosses )
4. Ciceniiformes (Heron,Storka, Ibises, Flamingos )
5. Pelecaniformes( Pelican)
6. Anseriformes ( Duck, Geese,Swans )
7. Falconiformes ( Vultures, Kites, Hawks,Falcons, Eagles )
8. Galliformes ( Grouse, Quail,Pheasant,Turkeys )
9. Opisthocomiformes (Moetzin)
10. Gruiformes ( Cranes, Rail,Coots)
11. Diatryformes ( Punah )
12. Charadriiformes ( Shore birds/waders, Gulls, Auks)
13. Columbiformes (Pigeons,doves )
14. Psittaciformes ( Parrots )
15. Cuculiformes ( Cuckoos, Roudrunner,Anis )
16. Strigiformes ( Owls )
17. Capnimulgiformes(Goat suckers, Nighjars )
18. Apodiformes (Swifts,Hummingbirds )
19. Coliiformes(Colies/Mousebirds)
20. Trogoniformes(Trogons )
21. Coraciiformes ( Kingfishens, Hornbill)
22. Piciformes (Woodpeckers,Jacamars, Puffbirds,Barbeta, )
23. Passeriformes (Perchingbirds, songbirds )             
Mengenal beberapa bangsa (ordo) dari kelas Aves
1. Bangsa Casuariformes
Hanya ada 1 suku yaitu Casuaridae. Jenis dari suku ini ada3,tetapi di Indonesia hanya ada 1, yaitu Casuarius casuarius. Jenis inimerupakan burung yang tidak dapat terbang,karena origo urat daging terbang tidak berkembang dengan baik. Sayap relatif kecil,kakinya kuat dan telah beradaptasi untuk berjalan.Pada kaki terdapat taji, jari kaki belakang tidak ada dan jari kakinya hanya ada3. Kepala ditutupi dengan balung/helmet yang tidak berbulu. leher sangat kuat dan berwarna agak kehitaman. Makananya buah-buahan dan serangga.

2. Bangsa procellariiformes
Kelompok burung laut dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Lubang hidung berbentuk buluh.
2.      Paruh tertutup oleh beberepa kepingan bahan tanduk.
3.      Di dalam kepala terdapat kelenjar garam.
4.      Jari-jari belakang sangat mereduksi atau menghilang sama sekali.
5.      Bulu-bulu tersususn padat dan tampak berminyak
6.      Sayap pankang dan sempit.
Ordo ini terdiri dari empat familia dua di antaranya ialah familia Diomedeidae contoh spesiesnya: Diomedea nigripes (Albatros) dan familia Hydrobatidae contoh spesiesnya Hydrobales pelagicus.
  1. Albatros, dari familia Diomedeidae, adalah burung laut besar dalam ordo Procellariiformes.
Kerajaan          : Animalia
Filum               : Chodata
Kelas               : Aves
Ordo                : Procellariiformes
Famili              : genus Diomedea
Genus              : Albatros
Spesis              : Albatros sp




Ciri-ciri:
1.    Albatros, dari familia Diomedeidae, adalah burung laut besar dalam ordo Procellariiformes.
2.    Burung albatros termasuk burung terbang yang paling besar, dan burung albatros hebat (genus Diomedea) memiliki panjang sayap yang paling besar melebihi burung lainnya.
Habitat:
Burung ini ditemukan secara luas di Samudra Antartika dan Pasifik Utara. Burung ini tidak terdapat di Atlantik Utara, tetapi temuan fosil membuktikan bahwa burung ini dahulu pernah ada di sana.
Keunikan:
Burung albatros sangat efisien di udara, dengan menggunakan teknik melayang dinamis dan melayang bukit untuk dapat terbang pada jarak yang sangat jauh. Burung ini memakan cumi-cumi, ikan, dan udang, dengan cara memakan hewan yang terdampar, berburu di permukaan air, dan menyelam.



3.        Bangsa Diamedeidae
Kalsifikasi Ilmiah
Kerajaan          : Animalia
Filum               : Chodata
Kelas               : Aves
Ordo                : Procellariiformes
Famili              : Diamedeidae
Genus              : Diomedea
Spesis              : Diomedea Exulans

Dengan nama latin Diomedea Exulans, burung berhabitat dilautan ini memiliki sayap terpanjang dikelasnya. Mencapai kurang lebih 3,5 meter, atau setara dengan tinggi bangunan dua lantai. Karunia seperti ini itulah yang memungkinkan untuk terbang berlama – lama mencari ikan. Usia Albatross rata – rata mereka dapat bertahan hidup hingga 50 tahun. Kecuali di Atlantika Utara, semua samudera menjadi daerah kekuasaannya, dimana burung ini dapat terbang lebih dari 12 jam tanpa berhenti, bahkan oleh sebagian pelaut burung ini dianggap burung yang dapat memberi tanda akan adanya badai di laut.
Burung laut arktik sudah sejak lama berada pada urutan teratas sebagai burung dengan jarak migrasi terpanjang. Burung laut mungil itu terbang sejauh 35000 km dari tempat berbiak mereka di kawasan Arktik menuju Antartika.
Meskipun begitu, para ilmuwan masih belum mengetahui apakah burung2 itu bermigrasi dalam satu musim tunggal atau tidak...
Namun ketika alat penjejak elektronik sudah muncul, muncul pula juara baru dalam migrasi.
  1. Sooty Shearwater
Jenis burung lain, Sooty Shearwater (Puffinus Griseus) melakukan perjalanan berpola angka delapan raksasa dari tempat mereka berbiak di Selandia Baru menyeberang Samudra Pasifik menuju tempat mereka mencari makan di sepanjang tepian utara samudra itu. Jalur penerbangan mereka bisa mencapai 65000 km lebih! (hampir 2x lebih jauh dari burung Arktik
Klasifikasi ilmiah
Kingdom          : Animalia
Phylum                        : Chordata
Class                : Aves
Ordo                : Procellariiformes
Family             : Procellariidae
Genus              : Puffinus
Species                        : Puffinus griseus








3 Oceanites oceanicus               
Klasifikasinilmiah
Kingdom          : Animalia
Phylum                        : Chordata
Class                : Aves
Order               : Procellariiformes
Family             : Hydrobatidae
Genus             : Oceanites
Spesis              : Oceanites oceanicus


3. Bangsa Pelecarmiformes
Ciri-ciri:
  1. Bangsa ini merupakan burung-burung yang hidup dilaut atau dekat pantai.
  2. Ukuran badannya besar, paruhnya panjang, dengan ujung paruh bagian atas melengkung kebawah.
  3. Sayapnya panjang
  4. Keempat jarinya kakinya dihubungkan dengan selaput renang
  5. Bentuk ekornya seperti baji
  6. Lubang hidung sangat mereduksi atau tidak ada sama sekali.
  7. Mempunyao kantung leher.
  8. Paruh panjang dapat membuka leher untuk menangkap dan menelan ikan.
Pelecaniformes terdiri dari enam keluarga Phaethontidae (tropicbirds), Sulidae (boobies dan gannets), Phalacrocoracidae (Cormorants dan shags), Anhingidae (anhingas), Pelecanidae (pelikan) dan Fregatidae (frigatebirds)), enam genera, dan 67 spesies.
Contoh family
a) Suku Pelecanidae ( Pelikan )
Pelecanus onorotalus ( Angsa laut )
b) Suku Phlacrocoraridae ( Cormorant )
Phalacrocorax pygmaeus ( Pecuk,lebih kecil dari angsa dan belibis )
c) Suku Anbingidae ( Burung Pecuk Ular )
Anbinga anbinga
e)      Suku Fregatidae( Fregate Bird ) Ada 5 jenis, misalnya : Fregate ariel

1.    Burung undan

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan          : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Aves
Ordo                : Pelecaniformes.
famili               : Pelecanidae
Genus              : Pelecanus
Spesies             : Pelecanus conspicillatus


Burung Undan atau Pelikan adalah burung air yang memiliki kantung di bawah paruhnya, dan merupakan bagian dari keluarga burung Pelecanidae. Bersama burung darter, kormoran, gannet, boobie, dan frigate, mereka membentuk ordo Pelecaniformes.
Pelikan modern ditemukan di semua benua kecuali Antartika. Mereka muncul umumnya di wilayah hangat, dan mereka tidak ada di wilayah kutub, laut dalam, kepulauan samudra, dan daratan Amerika Selatan. Pelikan terkecil adalah Pelikan Coklat (Pelecanus occidentalis) dengan massa hanya 2,75 kg dan panjang 106 cm dan lebar bentangan sayap maksimum 1,83 m. Pelikan terbesar saat ini adalah Pelikan Dalmatian (Pelecanus crispus) dengan massa 15 kg dan panjang 183 cm, dengan lebar bentangan sayap hingga 3,5 m. Pelikan Australia memiliki paruh terpanjang diantara burung lainnya. Pelikan adalah perenang yang baik, dengan kaki mereka yang pendek dan kuat serta berselaput.

a.      Makanan

Makanan pelikan biasanya adalah ikan, namun mereka juga memakan amfibi, crustacea, dan dalam beberapa kasus, burung kecil. Mereka menangkap mangsa dengan memperbesar kantung paruh mereka. Lalu mereka harus mengeringkan kantung tersebut sebelum menelan. Hal ini memakan waktu satu menit, dan burung laut lainnya dapat mencuri ikan tersebut di waktu kritis itu. Pelikan terkadang mencuri mangsa dari burung laut lain.
Pelikan putih menangkap ikan dalam kelompok. Mereka membentuk barisan untuk mengejar sekumpulan ikan kecil ke perairan dangkal, lalu menyapu sekumpulan ikan tersebut dengan paruh mereka. Ikan besar ditangkap dengan ujung paruh, lalu dilempar ke udara untuk ditangkap kembali dan masuk ke kantung paruh mereka dengan kepala lebih dulu.
Pelikan Coklat Amerika Utara biasanya menyelam untuk mengejar mangsa mereka. Dan dalam kasus langka, spesies lainnya seperti Pelikan Peru dan Pelikan Australia melakukan metode perburuan itu.

b.      Reproduksi

Pelikan bersarang secara koloni. Pelikan memiliki kehidupan sosial yang rumit, sekelompok pelikan jantan mengejar satu pelikan betina di udara, di darat, atau di air dengan saling menunjuk atau menyentuhkan paruh mereka satu sama lain. Proses ini dapat diselesaikan dalam satu hari. Spesies yang bersarang di pepohonan memiliki cara yang lebih simpel, pelikan jantan mempromosikan diri mereka untuk pelikan betina.
Kopulasi berlangsung segera setelah mendapatkan pasangan dan berlanjut selama 3 hingga 10 hari sebelum telur dikeluarkan. Pelikan jantan membawakan material pembuat sarang, lalu pelikan betina membentuk struktur sarang yang simpel dari material tersebut.
Kedua induk, jantan dan betina, mengerami telur di atas atau di bawah kaki mereka. Semua spesies menelurkan setidaknya dua telur. Pelecanus conspicillatus dalah burung air yang memiliki kantung di bawah paruhnya, dan merupakan bagian dari keluarga burung Pelecanidae

2.    Pecuk-ular Afrika di Taman Nasional ChobePecuk-ular Afrika

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan          : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Aves
Ordo                : Pelecaniformes
famili               : Anhingidae
Genus              : Anhinga
Spesies             : Anhinga rufa
Pecuk-ular Afrika (Anhinga rufa ) adalah burung di Afrika sub-Sahara. Spesies ini mendirikan sarang di pohon dan mengerami 3-6 telur. Burung ini memiliki leher yang sangat panjang, dan berenang dengan leher diatas permukaan air. Spesies ini merupakan bagian dari famili Anhingidae. Terdapat populasi kecil pecuk-ular Afrika di Irak.

3.    Sula leucogaster

Klasifikasi ilmiah
Kingdom          : Animalia
Phylum                        :Chordata
Class                : Aves
Ordo                : Palecaniformes
Family             : Sulidae             
Genus              : Sula
Spesie              : Sula leucogaster

·         Kebiasaan

Semua makanannya terdapat di laut, terutama ikan, beberapa spesies mengikuti perahu nelayan untuk mengais-ngais sampah. Perilaku yang khas adalah menyelam dari udara mengambil burung satu meter atau dua di bawah air, setelah itu dapat berenang dengan kaki dan sayap setelah mangsanya (Nelson 2003).




4.    Burung kormoran

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan          : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Aves
Ordo                : Pelecaniformes
Famili              : Phalacrocoracidae
Genus              : Phalacrocorax
Spesies             : Phalacrocorax melanoleucos
Kormoran adalah jenis burung dari famili Phalacrocoracidae bersama dengan Shag. Saat ini telah dibuat beberapa usulan klasifikasi, dan banyak yang dipertentangkan.
Kormoran dan Shag adalah burung laut berukuran medium hingga besar. Ukuran mereka bervariasi, dari 45 cm dengan berat 340 gram (Kormoran Pigmi, Phalacrororax pygmaeus) hingga yang berukuran 1 meter dengan berat 5 kg (Kormoran Galapagos, Phalacrocorax harrisi). Kormoran yang diketahui telah punah, Kormoran Spectacled (Phalacrocorax perspicillatus) memiliki massa 6,3 kg. Mayoritas kormoran memiliki bulu berwarna gelap, namun di belahan bumi bagian selatan, warnanya hitam dan putih, dan beberapa memiliki banyak warna (Shag Selandia Baru).
Mereka lebih sering berkeliaran di bibir pantai dari pada di atas laut, dan beberapa berkoloni di atas karang laut. Nenek moyang mereka adalah burung yang menetap di perairan air tawar. Mereka berada di seluruh dunia kecuali di kepulauan di tengah-tengah samudra Pasifik.
Seluruh spesies kormoran adalah pemakan ikan, belut kecil, bahkan ular laut. Mereka menyelam dari permukaan. Mereka mendayung dengan kaki mereka untuk menyelam di air laut untuk mencari makan. Beberapa spesies diketahui mampu menyelam hingga 45 meter.
Setelah menangkap ikan, mereka kembali ke pantai, dan seringkali terlihat sedang menjemur sayapnya di bawah sinar matahari. Seluruh spesies kormoran memiliki kelenjar khusus yang mempu menjaga bulu mereka tahan air, meski ada juga yang mengatakan bahwa bulu mereka memang tahan air tanpa adanya kelenjar tersebut. Ada juga yang mengatakan bahwa bulu mereka menyerap air namun tidak membasahi lapisan bulu dan kulit mereka. Kegiatan mengeringkan sayap ini sering terlihat, bahkan bagi Kormoran Galapagos yang tidak memiliki kemampuan lagi untuk terbang. Fungsi lainnya mengenai perilaku melebarkan sayap mereka pasca menangkap ikan adalah untuk pengaturan termal/panas tubuh dan membantu pencernaan.
Kormoran adalah burung yang bersarang secara koloni, menggunakan pepohonan, bebatuan, atau tebing jurang. Telur mereka berwarna biru, dan umumnya hanya berjumlah satu setiap tahunnya. Kormoran muda diberi makan dari muntahan induk mereka.
4. Bangsa Ciconiformes
Bangau dan kerabat mereka (Order Ciconiiformes) adalah burung-burung yang memiliki leher panjang, badan besar, kaki panjang, dan kuat, khusus tagihan. Adaptasi ini membuat Ciconiiformes cocok untuk habitat lahan basah mereka. Mereka yang panjang leher tagihan dan fleksibel memungkinkan mereka untuk menyelidiki ke dalam berlumpur dangkal untuk mencari makanan untuk mangsa. .Kaki panjang memastikan bahwa tubuh mereka tetap keluar dari air sebagai mengarungi lahan basah. Coconiiformes termasuk bangau, ibises, spoonbills, bangau, bitterns, dan egrets.  Kebanyakan spesies soliter pengumpan dan bertengger dalam kelompok besar pada malam hari.  Ketika mereka berkembang biak, mereka membentuk koloni.
      The Order Ciconiiformes contains the following subgroups: Ordo Ciconiiformes berisi sub-sub kelompok berikut:
          o Family: Ciconiidae (bangau)
          o Family: Ciconiidae (bangau)
          o Family: Ardeidae (bangau)
          o Family: Threskiornithidae (ibises dan spoonbills)
          o Family: Scolopacidae (sandpipers)
          o Family: BalaenBalaenicipitidae (shoebill)
          o Family: Cathartidae (dunia baru burung pemangsa)
          o Family: Procellariidae (petrels dan shearwaters)
          o Family: Rostratulidae (melukis burung berkik)
          o Family: Scopidae (Hamerkop)
Habitat: Habitat lahan basah air tawar.
Contoh-contoh
1.      Bangau sandang-lawe Ciconia episcopus (Ciconiidae)
Klasifikasi
Kingdom          : Animalia
Phylum            : Chordata
Kelas               : Aves
Ordo                : Ciconiiformes
Famili              : Ciconiidae
Genus              : Ciconia
Species            : Ciconia episcopus


a.       Karakter
Tubuh berukuran sangat besar (86 cm) badan berwarna hitam dan putih, mahkota hitam mengkilap dengan dahi dan alis yang kecil berwarna putih, seluruh leher putih seperti kapas, sayap dan ekor hitam berkilau. Dada begaris dan paha hitam; perut bawah dan ekor bawah putih, kulit muka abu-abu, iris coklat-merah, paruh hitam dengan ujung merah, kaki merah buram, Bersarang tidak dalam koloni. Sarang dari tumpukan ranting kering pada pohon tinggi di hutan. Sering mengunjungi sawah dan padang rumput pada kelompok kecil. Bertengger pada pohin yang tinggi, sering bersama bangau lain atau jika ada bersama merak. Sering melayang tinggi di angkasa, mengikuti aliran udara panas yang naik. Berbiak tidak dalam koloni.
b.      Habitat
Sawah, dataran rendah, padang rumput, pebukitan
c.       Penyebaran global
Afrika, India, Asia tenggara, Filipina, Sulawesi, Sumatera, Jawa dan Nusa tenggara
d.      Penyebaran dikampus UNNES
Dijumpai terbang tinggi di sekitar kebun biologi dan juga persawahan Kalisegoro
e.       Status
Pengunjung, dilindungi tata perundangan Republik Indonesia, frekuensi perjumpaan sangat jarang


2.      Blekok sawah
Klasifikasi
Kingdom    : Animalia
Phylum      : Chordata                                           
Kelas         : Aves
Ordo         : Ciconiiformes
Famili        : Ardeidae
Genus       : Ardeola
Species     : Ardeola speciosa

a.       Kriteria
Tubuh berukuran kecil (45 cm), bersayap putih, cokelat bercoret-coret. Pada waktu berbiak: kepala dan dada kuning tua, punggung nyaris hitam, tubuh bagian atas lainnya cokelat becoret-coret, tubuh bagian bawah putih, ketika terbang sayap terlihat sangat kontras dengan punggung yang gelap / hitam. Tak berbiak dan remaja: Coklat bercoret-coret. Iris kuning, paruh kuning, ujung paruh hitam, kaki hijau buram.
Sendirian atau dalam kelompok tersebar, berdiri diam-diam dengan tubuh pada posisi rendah dan kepala ditarik kembali sambil menunggu mangsa. Setiap sore terbang dengan kepakan sayap perlahan-lahan, berpasangan atau bertigaan, beramai-ramai menuju tempat istirahat. Bersarang dengan dengan koloni burung air lain.
Berbiak : Desember- Mei, Januari-Agustus
b.      Habitat
Sawah, rawa, daerah berair,tambak dan mangrove
c.       Penyebaran global
semenanjung Malaysa, Indocina, Sunda Besar, Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali dan Sulawesi
d.      penyebaran di kampus UNNES
dijumpai terbang hampir di seluruh wilayah kampus pada saat pagi  dan petang, persawahan FBS dan Kali Segoro
e.       Status
Penetap, dilindungi tata perundangan Republik Indonesia, Frekuensi perjumpaan sering dan sangat mudah
3.      Bangau Mycteria leucocephala
Klasifikasi ilmiah
Regnum           :Animalia
Filum               : Chordata       
Kelas               : Aves
Ordo                : Ciconiiformes
Familia             : Ciconiidae
Genera             : Mycteria
Spesies             : Mycteria leucocephala


Bangau adalah sebutan untuk burung dari keluarga Ciconiidae. Badan berukuran besar, berkaki panjang, berleher panjang namun lebih pendek dari burung Kuntul, dan mempunyai paruh yang besar, kuat dan tebal.
Bangau bisa dijumpai di daerah beriklim hangat. Habitat di daerah yang lebih kering dibandingkan burung Kuntul dan Ibis. Makanan berupa Katak, ikan, serangga, cacing, burung kecil dan mamalia kecil dari lahan basah dan pantai.
Bangau tidak memiliki organ suara syrinx sehingga tidak bersuara. Paruh yang diadu dengan pasangannya merupakan cara berkomunikasi menggantikan suara panggilan.
Bangau merupakan burung pantai migran, terbang jauh dengan cara melayang memanfaatkan arus udara panas sehingga dapat menghemat tenaga. Foto burung Bangau yang sedang terbang oleh Ottomar Anschütz (1884) menjadi inspirasi Otto Lilienthal untuk membuat glider yang digunakan untuk terbang layang pada akhir abad ke-19.
Bangau merupakan burung yang berat dengan rentang sayap yang lebar. Sarang digunakan untuk beberapa tahun, berukuran sangat besar, diameter hingga 2 meter. dan kedalaman sarang 3 meter. Bangau pernah dikira monogami, tapi ternyata tidak selalu benar. Bangau cenderung setia pada sarang dan pasangannya, tapi mungkin juga berganti pasangan sehabis migrasi atau pergi bermigrasi tanpa ditemani pasangannya.
Badan yang berukuran besar, bersifat monogami, dan kesetiaan pada tempat bersarang menjadikan burung Bangau sering dijadikan simbol pembawa kebahagiaan di dalam banyak kebudayaan dan mitologi.
4.      Cangak Abu    
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan          : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Aves
Ordo                : Ciconiiformes
Familia:            :Ardeidae
Genus              : Ardea
Spesies:            A. cinerea
                     
Cangak Abu atau dalam nama ilmiahnya Ardea cinerea merupakan salah satu burung jenis Kuntul-kuntulan.
1  Ciri umum
Burung ini umumnya berwarna abu-abu pucat, kepala (burung) dan leher (burung)nya berwarna putih, serta memiliki kedok hitam di belakang mata (burung) yang memanjang ke belakang membentuk guratan lengkung yang halus.
2  Tempat hidup
Burung ini banyak terdapat di kawasan pesisir {jenis lainnya, Cangak Merah (Ardea purpurea)}, yang berwarna merah kecoklatan tua, mencari ikan di air tawar}. Kedua burung ini mempunyai daerah penyebaran dari Afrika, Eropa, Asia sampai Indonesia bagian barat (khususnya pulau Dua)
3  Bangau tontong
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan          : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Aves
Ordo                : Ciconiiformes
Familia             : Ciconiidae
Genus              :Leptoptilos
Spesies             : Leptoptilos javanicus



    4) Itik perak
Kingdom          :Animalia
Phylum                        :Chordata
Subphylum      :Vertebrata
Class                :Aves
Ordo                :Anseriformes
Famili              :Anatidae
Genus              :Anas
Spesies             : Anas versicolor

Itik Perak (Anas versicolor) adalah spesies bebek perenang dalam genus Anas. Hewan ini berkembang di Amerika Selatan. Mereka hidup dalam air tawar dalam kelompok kecil, dan makanan utamanya adalah yang berasal dari tumbuhan seperti biji dan tumbuhan air. Itik Puna merupakan kerabat terdahulu seperti subspesies unggas ini.
b. Bebek
Bebek adalah nama umum untuk beberapa spesies burung dalam famili Anatidae. Bebek umumnya adalah burung akuatik yang sebagian besar berukuran lebih kecil dibandingkan kerabatnya, angsa dan angsa berleher pendek, dan dapat ditemukan pada perairan air tawar maupun air laut.
Bebek terkadang disamakan dengan beberapa burung air yang berhubungan jauh namun mirip dalam penampilan, misalnya loon, grebe, gallinule, dan coot.

1.      Penampilan

Secara keseluruhan tubuh bebek berlekuk dan lebar, dan memiliki leher yang relatif panjang, meski tidak sepanjang angsa dan angsa berleher pendek. Bentuk tubuh bebek bervariasi dan umumnya membulat. Paruhnya berbentuk lebar dan mengandung lamellae yang berguna sebagai penyaring makanan. Pada spesies penangkap ikan, paruhnya berbentuk lebih panjang dan lebih kuat. Kakinya yang bersisik kuat dan terbentuk dengan baik, dan umumnya berada jauh di belakang tubuh, yang umum terdapat pada burung akuatik. Sayapnya sangat kuat dan umumnya pendek. Penerbangan bebek membutuhkan kepakan berkelanjutan sehingga membutuhkan otot sayap yang kuat. Tiga spesies bebek steamer tidak dapat terbang.
Bebek jantan dari spesies di belahan bumi utara terkadang memiliki warna bulu yang menarik. Spesies dari belahan bumi selatan tidak menunjukkan dimorfisme seksual kecuali Paradise Shelduck di Selandia Baru yang warna bebek betina lebih cerah dari pada bebek jantan. Warna bebek muda, entah itu jantan atau betina, umumnya lebih mirip bebek betina dewasa.

2.      Makanan

Bebek memakan makanan yang bervariasi, seperti rumput, tanaman air, ikan, serangga, amfibi kecil, cacing, dan moluska kecil. Bebek penyelam dan bebek laut mencari makanan di kedalaman air. Untuk memudahkan mereka dalam menyelam, kedua jenis bebek tersebut memuliki massa yang lebih besar sehingga mereka lebih sulit untuk terbang.
Bebek dari subfamili Anatinae tidak mampu menyelam jauh. Mereka hanya menyaring makanan dari perairan yang mampu mereka jangkau. Jika menyelam, mereka tidak dapat menyelam sejauh bebek penyelam. Untuk memudahkan penyaringan, mereka memiliki paruh pipih dan lebar serta mengandung lamellae.
Beberapa spesies seperti smew, goosander, dan merganser memiliki kemampuan untuk menelan ikan besar.

3.      Proses berkembang biak

Bebek pada umumnya monogami, meski ikatan ini umumnya hanya berlangsung dalam satu tahun. Sebagian besar bebek berkembang biak sekali setahun dan memilih kondisi yang seusai (pada musim panas, musim semi, atau musim hujan).

4.      Ekologi

Bebek memiliki penyebaran yang sangat luas dan dapa ditemukan di hampir setiap wilayah di dunia ini kecuali Antartika. Beberapa spesies mendiami daerah subantartika di Georgia Selatan dan Kepulauan Auckland. Beberapa jenis dapat mendiami daerah kepulauan samudra seperti di Hawaii, Selandia Baru, dan Kerguelen meski spesies jenis ini sedang dalam keadaan terancam atau telah punah.
Beberapa spesies bebek yang berkembang biak di wilayah arktik yang hangat ketika musim panas, adalah spesies migratori. Beberapa spesies di Australia di mana hujan terjadi secara periodik, bebek tersebut berperilaku nomadik; mencari perairan (danau dan kolam) yang terbentuk setelah hujan lebat.
Bebek dapat diterima di area berpenduduk padat. Pola migrasi mereka telah berubah sehingga banyak spesies yang menetap bahkan di musim dingin.

5.      Predator

Di seluruh dunia, bebek memiliki banyak predator. Bebek muda umumnya rentan karena ketidak mampuan mereka untuk terbang. Bebek muda umumnya menjadi mangsa ikan besar seperti ikan pike, buaya, dan pemburu air lainnya, termasuk burung pemakan ikan seperti burung kuntul. Sarang bebek sering dirampok oleh predator daratan seperti rubah atau burung besar seperti elang.
Bebek dewasa adalah penerbang yang cepat, namun dapat ditangkap di atas air oleh pemangsa akuatik. Selama terbang, bebek umumnya aman namun masih terdapat predator yang mengancam seperti manusia dan Falcon Peregrine yang menggunakan kecepatan dan kekuatan mereka untuk menangkap bebek.
CONTOH-CONTOH
1) bebek manila
Taksonomi bebek manila yaitu:
Klasifikasi
Kingdom          : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Aves
Ordo                : Anseriformes
Familia             : Anatidae
Genus              : Cairina
Spesies             : C. Muscovy


Mentok peliharaan adalah sejenis burung atau unggas yang termasuk keluarga bebek. Istilah mentok berasal dari bahasa Jawa; Nama lain entok atau entog, basur, itik manila, atau bebek manila. Dalam bahasa Inggris disebut Muscovy Duck atau Barbary Duck.
Di Indonesia unggas ini merupakan hewan peliharaan, yang diternakkan terutama untuk dagingnya. Asal-usul mentok peliharaan adalah dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan, di mana populasi burung ini hidup alami dan liar di rawa-rawa berhutan dan wilayah berpaya di sekitar danau dan sungai.
Karakteristik mentok peliharaan yaitu: pandai terbang, tetapi mentok peliharaan hampir tak pernah terbang jauh, biasanya lebih gemuk, di mana jantan bisa mencapai 7 kg dan betina mencapai 5 kg, berwarna dominan hitam dan putih, mentok memiliki kulit atau tonjolan kulit berwarna merah dan hitam di sekitar mata dan wajah, paruh gemuk pendek khas bebek, putih kemerahan, kaki gemuk pendek berselaput renang, abu-abu kehitaman, ekor memipih datar agak lebar.
2) Bebek Liar
Taksonomi bebek liar yaitu:
Kingdom          : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Aves
Ordo                : Anseriformes
Familia             : Anatidae
Genus              : Cairina
Spesies             : C. Scutulata


Jenis mentok liar yang terdapat di Indonesia adalah mentok rimba (Cairina scutulata). Unggas ini menyebar luas secara alami mulai dari India, Asia Tenggara hingga Sumatra dan Jawa. Populasi mentok rimba kini terancam kepunahan, karena perburuan dan terutama karena perubahan habitat yang drastis. Di Jawa, hewan ini sekarang diduga sudah punah.
Karakteristik mentok rimba yaitu berukuran sedang sampai agak besar, mentok jantan liar dapat mencapai 86 cm (ujung paruh hingga ke ujung ekor), berat badan bisa sampai 3 kg, mentok betina lebih kecil, sampai sekitar 64 cm dan 1,3 kg. Mentok liar di alamnya tidur di atas cabang-cabang pohon, mentok memakan aneka siput, cacing, serangga air, kepiting kecil dan pucuk-pucuk tumbuhan.
3) bebek laut
Taksonomi bebek liar yaitu:
Kingdom          : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Aves
Ordo                : Anseriformes
Familia             : Anatidae
Genus              : Polysticta         
Spesies             : Polysticta stelleri


Merginae, atau bebek laut, adalah subfamili dari famili Anatidae, famili di mana bebek, angsa berleher pendek, dan angsa, berada.
Seperti namanya, meski tidak selalu, mengimplikasikan bahwa mereka menyukai habitat lautan di luar musim berkembang biak mereka. Banyak spesies yang mengembangkan kelenjar garam khusus untuk membuat mereka menoleransi air garam, namun hal ini belum berkembang pada spesies muda. Beberapa merganser memilih habitat sungai.
Subfamili ini terdiri dari 20 spesies hidup, 18 diantaranya bertempat tinggal di lintang utara jauh. Anggota pemakan ikan dari spesies ini, seperti smew, memiliki bagian berserat di paruh mereka untuk menolong mereka menahan mangsa. Karena itulah, mereka kerap disebut "paruh gergaji". Beberapa spesies memakan moluska dan crustacea dari dasar laut.
c. Angsa
Angsa adalah burung air berukuran besar dari genus Cygnus famili Anatidae. Bebek dan Angsa berleher pendek juga terdapat di famili Anatidae. Angsa bersama angsa berleher pendek masuk ke dalam subfamili Anserinae namun Angsa memiliki suku sendiri, yaitu suku Cygnini. Terdapat tujuh spesies dalam genus Cygnus. Angsa adalah hewan monogami, 'perceraian' terkadang terjadi jika proses bersarang mengalami kegagalan.
Angsa adalah anggota terbesar dari famili Anatidae, dan merupakan salah satu burung air terbesar yang dapat terbang. Spesies terbesar dari angsa, yaitu Angsa Putih, Angsa Trompet, dan Angsa Whooper dapat mencapai panjang 60 inci dan berat 50 pound. Bentangan sayap mereka dapat mencapai panjang tiga meter. Dibandingkan dengan saudaranya, angsa berleher pendek, angsa berukuran lebih besar dalam ukuran dan secara proporsional memiliki kaki dan leher yang lebih besar. Pada angsa dewasa, mereka mempunyai tanda berupa kulit yang tidak ditutupi bulu di antara mata dan paruh. Angsa jantan dan betina mirip, tidak menunjukkan sifat dimorfisme seksual. Namun ukuran angsa jantan umumnya lebih besar dan lebih berat.
Spesies di belahan bumi utara memiliki warna bulu yang putih bersih, namun angsa di belahan bumi selatan campuran warna hitam dan putih. Angsa Hitam Australia (Cygnus atratus) berwarna hitam secara keseluruhan kecuali bulu yang dugunakan untuk terbang pada bagian sayapnya. Angsa hitam muda berwarna abu-abu cerah. Di Amerika Selatan, Angsa Berleher Hitam memiliki leher berwarna hitam sesuai namanya. Kaki angsa umumnya berwarna abu-abu gelap, kecuali dua spesies yang berasal dari Amerika Selatan yang memiliki kaki berwarna merah muda. Warna paruh bervariasi; spesies subartik memiliki paruh berwarna hitam dengan campuran warna kuning. Yang lainnya berwarna merah dan hitam.
Angsa umumnya terdapat di daerah beriklim sedang, jarang terdapat di daerah tropis. Lima spesies terdapat di belahan bumi utara, satu spesies ditemukan di Australia dan Selandia Baru, sisanya tersebar di Amerika Selatan. Angsa tidak terdapat di Asia tropis, Amerika Tengah, bagian utara Amerika Selatan, dan seluruh Afrika.
Angsa makan di daratan dan di air. Mereka hampir selalu bersifat herbivora, meski sejumlah kecil hewan akuatik kecil menjadi mangsa mereka. Di perairan, makanan mereka dapatkan dengan menyaring air, dan makanan mereka terdiri dari akar-akaran, batang, dan daun tanaman akuatik dan tanaman dalam air.
Angsa membentuk ikatan monogami yang dapat berlangsung selama bertahun-tahun. Dalam beberapa kasus, ikatan ini dapat berlangsung seumur hidup. Sarang mereka berada di daratan dekat perairan, dan jaraknya sekitar satu meter. Tidak seperti bebek dan angsa berleher pendek, angsa jantan membantu pembangunan sarang. Ukuran rata-rata telur angsa adalah (tinggi x diameter) 113 x 74 mm dan berat 340 g. Inkubasi berlangsung selama 34-45 hari.
Angsa adalah burung air berukuran besar dari genus Cygnus famili Anatidae. Bebek dan Angsa berleher pendek juga terdapat di famili Anatidae. Angsa bersama angsa berleher pendek masuk ke dalam subfamili Anserinae namun Angsa memiliki suku sendiri, yaitu suku Cygnini. Terdapat tujuh spesies dalam genus Cygnus. Angsa adalah hewan monogami, 'perceraian' terkadang terjadi jika proses bersarang mengalami kegagalan.
Angsa adalah anggota terbesar dari famili Anatidae, dan merupakan salah satu burung air terbesar yang dapat terbang. Spesies terbesar dari angsa, yaitu Angsa Putih, Angsa Trompet, dan Angsa Whooper dapat mencapai panjang 60 inci dan berat 50 pound. Bentangan sayap mereka dapat mencapai panjang tiga meter. Dibandingkan dengan saudaranya, angsa berleher pendek, angsa berukuran lebih besar dalam ukuran dan secara proporsional memiliki kaki dan leher yang lebih besar. Pada angsa dewasa, mereka mempunyai tanda berupa kulit yang tidak ditutupi bulu di antara mata dan paruh. Angsa jantan dan betina mirip, tidak menunjukkan sifat dimorfisme seksual. Namun ukuran angsa jantan umumnya lebih besar dan lebih berat.
Spesies di belahan bumi utara memiliki warna bulu yang putih bersih, namun angsa di belahan bumi selatan campuran warna hitam dan putih. Angsa Hitam Australia (Cygnus atratus) berwarna hitam secara keseluruhan kecuali bulu yang dugunakan untuk terbang pada bagian sayapnya. Angsa hitam muda berwarna abu-abu cerah. Di Amerika Selatan, Angsa Berleher Hitam memiliki leher berwarna hitam sesuai namanya. Kaki angsa umumnya berwarna abu-abu gelap, kecuali dua spesies yang berasal dari Amerika Selatan yang memiliki kaki berwarna merah muda. Warna paruh bervariasi; spesies subartik memiliki paruh berwarna hitam dengan campuran warna kuning. Yang lainnya berwarna merah dan hitam.
Angsa umumnya terdapat di daerah beriklim sedang, jarang terdapat di daerah tropis. Lima spesies terdapat di belahan bumi utara, satu spesies ditemukan di Australia dan Selandia Baru, sisanya tersebar di Amerika Selatan. Angsa tidak terdapat di Asia tropis, Amerika Tengah, bagian utara Amerika Selatan, dan seluruh Afrika.
Angsa makan di daratan dan di air. Mereka hampir selalu bersifat herbivora, meski sejumlah kecil hewan akuatik kecil menjadi mangsa mereka. Di perairan, makanan mereka dapatkan dengan menyaring air, dan makanan mereka terdiri dari akar-akaran, batang, dan daun tanaman akuatik dan tanaman dalam air.
Angsa membentuk ikatan monogami yang dapat berlangsung selama bertahun-tahun. Dalam beberapa kasus, ikatan ini dapat berlangsung seumur hidup. Sarang mereka berada di daratan dekat perairan, dan jaraknya sekitar satu meter. Tidak seperti bebek dan angsa berleher pendek, angsa jantan membantu pembangunan sarang. Ukuran rata-rata telur angsa adalah (tinggi x diameter) 113 x 74 mm dan berat 340 g. Inkubasi berlangsung selama 34-45 hari.

Spesies

Genera Coscoroba
·      Coscoroba coscoroba, daerah sebaran di Amerika Selatan
Genera Cygnus
·      Cygnus olor, daerah sebaran di Eurasia
·      Cygnus atratus Angsa Hitam, daerah sebaran di Australia
·      Cygnus melancoryphus, daerah sebaran di Amerika Selatan
·      Cygnus cygnus, daerah sebaran di sub-artik Eropa dan Asia
·      Cygnus buccinator, daerah sebaran di Amerika Utara
·      Cygnus columbianus, daerah sebaran di Eropa dan Amerika Utara




CONTOH-CONTOH
1. Angsa hitam
Kingdom          : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Aves
Ordo                : Anseriformes
Familia             : Anatidae
Genus              : Cygnus
Spesies             : Cygnus atratus

Angsa Hitam atau dalam nama ilmiahnya Cygnus atratus adalah salah satu angsa yang terdapat di dalam marga Cygnus. Burung dewasa berukuran besar, dengan panjang mencapai 130cm. Seluruh bulu-bulunya berwarna hitam dengan perkecualian bulu sayap yang berwarna putih, paruh berwarna merah dengan garis putih diujungnya dan kaki berwarna abu-abu. Angsa Hitam mempunyai leher yang sangat panjang dan membentuk huruf "S". Burung betina serupa dan berukuran lebih kecil dari burung jantan. Anak angsa mempunyai bulu berwarna abu-abu.
Populasi Angsa Hitam tersebar di pesisir Australia bagian selatan, tenggara dan di Tasmania. Spesies ini banyak ditemukan berkelompok di danau dan lahan basah di Australia bagian selatan. Tidak seperti burung air lainnya, Angsa Hitam tidak bermigrasi dan menetap di tempat dimana mereka menetas. Hampir semua Angsa Hitam adalah monogami spesies. Kedua induk bersama-sama membesarkan anak angsa dan bersarang di tengah-tengah danau yang dangkal. Makanannya terdiri dari tumbuh-tumbuhan air.
Angsa Hitam pertama kali ditemukan oleh Willem de Vlamingh pada tahun 1697 di Australia bagian barat. Penemuan spesies ini menyebabkan minat yang besar di kalangan orang Eropa, yang pada waktu itu berpikiran bahwa semua angsa berwarna putih. Angsa Hitam adalah lambang resmi provinsi Australia Barat. Spesies ini dilindungi oleh pemerintah Australia dan dievaluasikan sebagai beresiko rendah di dalam IUCN Red List.
3.      Ansa putih
Klasifikasi
Kingdom          : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Aves
Ordo                : Anseriformes
Familia             : Anatidae
Genus              : Cygnus
Spesies             : Cygnus olor
Angsa Putih (Cygnus olor adalah bagian Eurasia dari keluarga bebek, angsa dan itik Anatidae. Baik cygnus dan olor berarti "angsa", dalam bahasa Yunani Kuno dan bahasa Latin). Angsa Putih adalah salah satu spesies yang dilindungi oleh Agreement on the Conservation of African-Eurasian Migratory Waterbirds (AEWA) dan Konvensi Ramsar tahun 1972. Akan tetapi angka populasinya berfluktuasi dikarenakan polusi, pencemaran timbal, pembangunan menara, kabel-kabel, dan hilangnya habitat karena pembangunan. 
3. Coscoroba cosoroba
Kingdom          : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Aves
Ordo                : Anseriformes
Familia             : Anatidae
Genus              : Coscoroba
Spesies             :Coscoroba coscoroba

Tidak ada komentar:

Posting Komentar